Setelah mendapat jabatan Mentri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengunbar janji manis untuk minyak goreng curah berbentuk kemasan sederhana bisa dijual murah seharga Rp14 ribu perliter di ritel modern.
Ia mengatakan bahwan akan segera mendistribusikan minyak goreng curah berkemasan sederhana dari merk Minyak Kita.
Zulhas menargetkan Minyak Kita bisa diproduksi mulai senin(26/6) mendatang. Hingga kini izin edar sedang diurus oleh BPOM.
“Lagi diurus izinnya jadi dengan ini kami luncurkan juga Minyak Kita (minyak goreng curah) dengan kemasan sederhana,” ucap Zulhas, Rabu (22/6).
Rencananya, tiap produsen akan mengemas sendiri minyak goreng berbentuk kemasan sederhanya tersebut. Hingga kini belum ada informasi apakah setiap produsen yang mengemas minyak curah berbentuk kemasan ederhana akan mendapat intensif atau subsidi.
“(Yang mengemas minyak goreng curah) semua produsen, jadi produsen bisa kirim ke mana saja,” terang Zulhas.
Zuhas menargetkan minyak goreng bermerk Minyak Kita bisa dijual dalam dua pekan kedepan. Namun ia belum mengatakan kapan minyak goreng curah ini dapat masuk ke rak ritek modern.
“Karena sudah kemasan, maka pasarnya lebih luas, bisa masuk supermarket. Kalau curah harus dituang, kadang bisa menetes kotor, maka toko, minimarket tidak mau,” ujarnya.
Rencana Ketua Umum PAN itu terbilang sangat ambisius. Sebab, pemerintah harus memastikan bahwa pengusaha ritel bisa membeli minyak goreng bermerek Minyak Kita dari produsen atau agen di bawah Rp14 ribu per liter.
Dengan demikian, ritel modern bisa menjual ke pasaran dengan harga murah Rp14 ribu per liter. Jika tidak, maka omongan Zulhas hanya akan jadi isapan jempol semata.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan pihaknya selalu mendukung seluruh rencana pemerintah, termasuk menjual minyak goreng curah kemasan sederhana di minimarket.
Tapi ada syaratnya. Pertama, pemerintah harus memberikan kepastian mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng yang dikemas dalam bentuk kemasan sederhana.
Saat ini, pemerintah hanya mengatur HET untuk minyak goreng curah sebesar Rp14 ribu per liter. Sementara, harga minyak goreng kemasan baik sederhana dan premium dilepas sesuai mekanisme pasar.
Jika memang mengikuti HET minyak goreng curah, Roy meminta pemerintah membuat aturan yang pasti. Dengan demikian, pengusaha ritel bisa membeli minyak goreng curah kemasan sederhana itu di bawah Rp14 ribu.
“Tinggal bagaimana kebijakan pak mendag mengaturnya. Kalau kami harus jual Rp14 ribu per liter, ya kami belinya tidak Rp14 ribu. Harus ada margin yang perlu disepakati,” ungkap Roy.
Pengusaha ritel harus tetap untung dalam menjual minyak goreng curah kemasan sederhana. Sebab, perusahaan juga butuh biaya untuk membayar listrik, karyawan, hingga kebutuhan promosi.
“Jadi silakan saja bisa dijual dengan harga Rp14 ribu, tapi kami beli di bawah Rp14 ribu. Itu kami berharap ada kejelasan mengenai biaya pokok pembelian, harus ada margin yang sesuai seperti yang selama ini berjalan,” jelas Roy.
Sementara, ia melihat harga minyak goreng curah sendiri masih beragam di pasar tradisional. Tak semua pedagang menjual bahan pangan itu sesuai HET Rp14 ribu per liter.
“Di beberapa daerah belum bisa jalan Rp14 ribu karena harus lewat agen, sehingga ada margin bagi mereka dan akhirnya sampai ke pasar harganya di atas HET,” ujar Roy.
Syarat kedua, Roy juga meminta pemerintah untuk memastikan pasokan minyak goreng curah kemasan sederhana cukup untuk didistribusikan ke sejumlah ritel modern. Pasalnya, tak semua perusahaan bisa memproduksi produk tersebut.
“Kami minta kepastian atas ketersediaan stok karena kami tahu dari sekitar 70-an produsen minyak goreng, tidak lebih dari 10 perusahaan yang bisa memproduksi kemasan sederhana,” tutur Roy.
Menurut dia, konveyor untuk memproduksi minyak goreng kemasan sederhana berbeda dengan kemasan premium. Dengan kata lain, tak semua perusahaan memiliki mesin untuk membuat minyak goreng kemasan sederhana.
“Kemasan sederhana harus memakai jalur khusus yang memang dibuat khusus mengemas kemasan sederhana, tidak bisa dicampur dengan premium,” papar Roy.
Ia berharap jumlah perusahaan yang bisa memproduksi minyak goreng kemasan sederhana bertambah. Alhasil, jumlah produksinya juga ikut meningkat.
(CNNIndonesia/Ald)